This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Minggu, 29 Juli 2012

Ditolong Oleh Suara Gamelan


Di Postkan oleh Bima Susila Mukti

Aku Yudhi, tinggal di Mojokerto. Pengalaman ini benar2 terjadi ketika aku masih SMA tahun 1994, tepatnya kelas 2. Nah, ekskul pramuka di sekolah waktu itu mengadakan acara pelantikan bantara dan aku terpilih untuk ikut dan peserta yang dipilih waktu itu sekitar 30 orang. Pelantikan diadakan di gunung Penanggungan yang terletak di daerah Ngoro kabupaten Mojokerto. Singkat cerita, waktu itu 30 peserta dibagi menjadi kelompok kecil, 1 kelompok terdiri dari 6 orang dan 2 pembina. Setelah sampai di puncak dan sedikit seremonial, kira2 2 jam acara, kami semua memutuskan untuk turun. Awalnya biasa aja waktu turun, tapi selang beberapa menit sekitar 30 menit dari puncak, kabut tebal datang, dan kami semua panik karena kabut dapat membutakan rute perjalanan kami dan kami bisa terpisah. Akhirnya apa yang kami takutkan terjadi, aku bersama 5 anggota dalam 1 kelompok akhirnya terpisah dengan kelompok lain bahkan dengan 2 pembina yang mengawal kami. Aku dan 5 anggota yang lain, memutuskan untuk berhenti sejenak menunggu kemungkinan untuk bertemu dengan kelompok lain. Sekitar 20 menit kami menunggu kami tidak bertemu dengan kelompok lain, akhirnya aku dan 5 anggota lainnya memutuskan untuk turun karena tidak mau terjebak dalam kabut. Dengan pelan dan pasti kami ber-6 turun dengan posisi ngesot (jalan sambil duduk) karena kami benar2 buta akibat kabut tebal, kami berenam takut kalau kami berdiri justru akan terperosok dalam jurang karena waktu itu jalan benar2 tertutup kabut, kami ber-6 ngesot sekitar hampir 3 jam. Setelah kabut menghilang, kami ber-6 pun akhirnya lega, tapi kami ber-6 juga ketakutan ternyata kami benar2 terpisah dari kelompok yang lain. Karena kami melihat hari sudah menjelang ashar (dari arloji salah satu anggota), akhirnya kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan dengan menyusuri jalan setapak yang kami temui untuk menuju perkemahan. Sekitar 15 menit kemudian, kami lagi2 harus berhenti karena dihadapan kami jalan setapak menjadi bercabang 2 arah. Kami sempat bingung akan mengambil arah yang mana, kanan atau kiri. Demi Alloh, waktu itu kami ber-6 sempat bingung harus pilih jalur yang mana dan secara tidak sengaja saya berucap "Ya Alloh ndi iki rek dalane, iki wis kate bengi, ya Alloh sing ndi iki" (Ya
Alloh yang mana nih jalannya, ini sudah menjelang malam, ya Allah yang mana ini).
Dan tiba-tiba... kami ber-6 seperti
mendengar
orang punya hajat besar, ada suara gamelan, suara anak kecil tertawa2, lalu suara orang dewasa tertawa. Kalau seandainya dapat dijelaskan, acaranya meriah banget, dan suara itu kami dengar tepat di jalan setapak sebelah kiri kami. Akhirnya kami ber-6 memutuskan untuk memilih jalan setapak di sebelah kiri, karena kami berfikiran : pertama, kami bisa minta bantuan untuk dapat perbekalan terutama air minum, karena saat itu kami berenam benar2 sudah kehabisan bekal terutama air minum (bahkan kami sempat minum air dari alang2). Kedua, kalau kami memang tersesat dan jauh dari perkemahan, kami bisa minta tolong untuk di antar ke kantor polisi atau ke tempat perkemahan kami. Karena pertimbangan itulah akhirnya kami memutuskan untuk memilih jalur sebelah kiri. Kami terus mengikuti suara keramaian itu terutama suara gamelan, waktu itu kami ber-6 sama sekali tidak punya pikiran apa2 tentang bagaimana suara gamelan itu ada di hutan bahkan di gunung. Anehnya, sepanjang perjalanan kami ber-6 diikuti oleh gerombolan kera. Kera2 itu tidak mendekat, hanya loncat dari pohon ke pohon, karena kalau kami berhenti untuk istirahat, kera2 itupun juga berhenti tapi tetap berada di pohon. Karena tahu kera2 mengikuti kami, kami semua menjadi waspada dengan menggunakan tongkat pramuka kami (tapi kami tidak memukul atau mengusir gerombolan kera2 itu, karena kami takut kalau kera2 itu justru balik menyerang kami). Waktu itu kami sudah tidak bisa lagi menghitung berapa lama kami berjalan mengikuti suara gamelan itu karena kami sudah benar2 terlalu lelah dan benar2 kehausan serta kelaparan, yang penting waktu itu kami ber-6 harus sampai di sumber suara gamelan itu karena hari sudah mulai gelap dan kami tidak mau terjebak di gunung. Akhirnya Alhamdulillah dari kejauhan kami ber-6 melihat perkemahan kami, dan dengan sisa2 tenaga yang ada kami ber-6 cepat2 menuju perkemahan. Kami ber-6 tidak sadar kalau kami sudah tidak lagi mendengar suara gamelan, malah kami ber-6 sempat ditegur oleh pembina karena kami keluar dari jalur yang sudah ditentukan. Lalu bagaimana dengan kelompok yang lain? Kami ber-6 adalah kelompok ke dua yang sampai di perkemahan dan ternyata yang lain masih di gunung, baru jam 9 malam akhirnya semua kelompok tiba di perkemahan dengan kondisi yang memprihatinkan, ada yang terperosok ke jurang (tapi untungnya jurangnya tidak dalam) hingga harus di tandu, dan ada yang pingsan karena tidak kuat menahan capek dan kehausan. Besoknya pagi2 sekali seluruh peserta dipulangkan, pelantikan dipindah di sekolah karena kondisi anggota lain. Saya dan 5 orang lainnya (satu kelompok) baru sadar 2 hari setelah pendakian. Kami ternyata dituntun oleh suara gamelan gaib ke perkemahan kami. Kami berenam hanya bisa bersyukur pada Alloh SWT, kalau tidak karena suara gamelan itu kami sudah tentu akan mengalami hal2 yang lebih mengerikan, apalagi setelah kami ber-6 melihat di peta (kami cari di perpustakaan sekolah) tentang gunung Penanggungan... Subhanalloh... ternyata kami sudah tersesat jauh sekali dari perkemahan, bahkan kalau dilihat di peta waktu itu, kami berada di punggung gunung bahkan sudah mendekati gunung Arjuno yang di wilayah itu sama sekali tidak ada penduduk hanya hutan, dan kami ber-6 ternyata berjalan sejauh setengah gunung Penanggungan. Itulah salah satu pengalaman saya yang tidak akan terlupakan hingga saat ini, bahkan ketika reuni kemarin (tepat setelah lebaran 2011), ketika saya bertemu dengan teman-teman yang 1 kelompok waktu itu juga masih ingat dan mereka semua bilang kalau itu adalah pengalaman yang sangat aneh, takjub, dan mengesankan yang tidak akan pernah terlupakan, dan bahkan mungkin akan menjadi cerita dan pesan bagi anak2 kami, bahwa dimanapun berada jangan pernah lupa Sang Pencipta, apalagi di gunung, jangan pernah berbuat macam2, selalu hormati adat dan peraturan yang ada, karena kalau tidak kita pasti akan mengalami celaka. Terima kasih semuanya...

Pengalaman Seram Saat Menginap di Villa

Di Postkan oleh Bima Susila Mukti


Hai, nama gue Alya. Gue disini mau share pengalaman pribadi gue. Pengalaman ini murni tanpa rekayasa, dan mohon maaf kalau ada kata yang belepotan karena ini pertama kalinya gue ngepost cerita (biasanya sih gue cuman jadi silent reader aja hehe). Ceritanya bermula waktu gue sekeluarga besar nginep di villa milik teman om gue. Villa itu terdiri dari 2 rumah besar dan 1 kolam renang yang besar juga. Kita kesana naik 3 mobil. Pas udah sampai di villa, pembagian villa pun dilakukan. Villa yang letaknya dekat pintu masuk itu villa buat para om dan tante gue, sedangkan villa yang di belakang buat gue tempatin bareng sepupu-sepupu gue. Gue dan 3 sepupu gue yang cewek langsung pilih kamar dan bebenah barang-barang kita. Karena capek dan nyampenya sore, kita sekeluarga besar langsung mandi dan istirahat di kamar masing- masing. Nah pas besok paginya, sepupu gue yang cowo pada mau berenang dan ngajak kita yang cewe.
Akhirnya kita berenang tuh, tapi karena udara dan airnya terlalu dingin, gue dan 3 sepupu gue yang sekamar sama gue memutuskan untuk udahan berenang duluan. Kita mandi dan ngerumpi di kamar. Nah ketiga sepupu gue ini, sebut aja Gia, Dinda, dan Rana ternyata ngerasa gak nyaman di villa ini (kalau gue sih biasa aja), dan dari sini mereka mulai berbagi pengalamannya ke gue. Pengalaman Rana:
"Ga tau kenapa waktu sampe di villa ini hawa nya ga enak aja, dan jujur gue ga nyaman disini. Dan bener aja, waktu tadi mau berenang sebenernya di pinggir kolam gue ngeliat ada cewek pake baju renang tapi udah compang-camping lagi duduk sambil ngeliatin kita. Entah kenapa dia gak begitu serem bagi gue, tapi tatapannya tajam dan kulitnya pucet berkoreng. Ya jelas gua takut dan ngajak kalian udahan" (Rana ini anaknya om gue yang temannya si empunya villa, dia juga yang punya sixth sense). Pengalaman Dinda:
"Kalo gue sih semalam gue mimpi aneh. Gue mimpi ketemu cewek yang mirip kaya yang lo ceritain Ran, dan si cewek itu ngajak gue ikut sama dia untuk lewat
jalan di samping taman. Gue juga ga tau itu jalan beneran ada, tapi gue mutusin untuk ga ikut dia dan balik ke villa. Eh gue kebangun dan ga taunya udah pagi" (Si Dinda ini ga punya sixth sense dan sama cueknya kaya gue). Pengalaman Gia:
"Waktu baru dateng kesini, gue nemu gelang", kata Gia. Sontak kita kaget dan nanya sama dia macem- macem. Lalu dia jalan ke lemari disamping kasurnya, trus balik-balik bawa gelang. "Nih Gelangnya. Sebenernya gue mikir mau nyimpen nih gelang dan mau gue bawa pulang, tapi gue takut ada apa-apa sama gelang ini. Rencana gue sih ngasih tau nyokap bokap gue tentang gelang ini". (Menurut gue sih gelangnya lumayan bagus, rantai besi gitu trus ada beberapa bandulnya antara lain: hati, bunga, bintang, bulan sabit). Penemuan gelang ini mendorong kita ber-empat buat nyari tau asal-usul gelang ini. Kebetulan pas lagi jalan keluar villa kita ketemu sama tukang kebun villa. Setelah wawancara, kita dapet satu cerita. Jadi sekitar pertengahan tahun kemarin, ada segerombolan remaja yang umurnya antara 17-19 tahunan nginep disini. Nah diantara mereka ada 1 pasangan yang mesra banget. Trus waktu sore yang sekaligus malam terakhir mereka disini, sepasang remaja ini berenang di kolam (di kolamnya tuh ada bagian yang 3 meter memang). Dan entah bagaimana ceritanya (si tukang kebun ga tau pasti), waktu pagi hari si tukang kebun mau benahin taman di deket kolam, dia liat cewek itu udah ngapung sendirian di kolam. Dan pas si tukang kebun nyamperin, dia make gelang yang persis kaya yang Gia temuin. Teman-temannya udah pulang dari villa tersebut. Panik, si tukang kebun panggil polisi dan mayatnya diurus sama polisi, dan ternyata arwahnya bersemayam disini. Setelah tau cerita itu, kita ke orang tua masing-masing
dan cerita semuanya sama mereka dan mutusin pulang besok. Akhirnya besok pagi kita pulang. Kita ber-empat memperkirakan gelang ini jatuh waktu mayat si cewek ini diangkat sama tim medis. Udah sampe situ ceritanya, mohon maaf kalau ada salah kata dan kepanjangan :)

Beras Kuning Dari Kuburan

Di Postkan Oleh Bima Susila Mukti

Halo semuanya, perkenalkan aku Puji, aku mau membagi cerita yang dialami oleh omku semasa mudanya. Mohon maaf ya kalau ceritanya kurang serem :) Jadi dulu tetangga depan rumah omku (sebut saja Ningsih) punya anak cowo, dan sudah menikah dengan sebut saja Sri. Sri ini orangnya bisa dibilang jahat ke bu Ningsih, bahkan saat bu Ningsih meninggal
pun Sri tidak mau memandikan ataupun mengurus jenazah ibu Ningsih. Omku kesal dengan sikap Sri dan dia berencana untuk memberi pelajaran kepada Sri dengan cara membuat arwah bu Ningsih untuk menakut-nakuti Sri. Untuk menjalankan rencana itu, omku dan teman-temannya datang ke seorang kyai atau haji (aku lupa). Menurut kyai/haji tersebut, kalau ingin mendatangkan arwah bu Ningsih harus mengambil 3 butir beras kuning yang ada di kuburan bu Ningsih saat magrib (didesa omku ada tradisi orang meninggal dilempari beras kuning dari rumah jenazah sampe kuburan) dan melemparkannya ke genteng rumah Sri. Karena sudah bertekad bulat, maka omku dan teman- temannya menjalankan sesuai apa yang diperintahkan haji/kyai tersebut. Namun omku melakukan kesalahan, beras yang diambil 4, 3 diberikan kyai/haji tersebut didoakan dan kemudian dilempar ke genteng rumah Sri, yang satu tertinggal didalam celananya. Malam harinya, omku dn teman-temannya menginap di rumah salah satu temannya. Saat tengah malam satu-persatu teman omku termasuk omku merasa ada yang menggelitik kakinya. Akhirnya mereka semua terbangun dan saling menyalahkan. Saat mereka berdebat, tiba-tiba jendela kamar terbuka dan tampak bu Ningsih lengkap dengan pocongnya yang tersenyum lebar. Omku dan teman-temannya pun ketakutan dan berlari. Omku dan teman-temannya merasa kesal karena rencana mereka gagal, yang ditakut-takuti bukan Sri melainkan mereka. Karena kesal mereka pun menyusun rencana untuk menjahili Sri. Maka keesokan malam harinya mereka pun menjalankan rencana tersebut.

Tengah malam saat Sri sudah tidur terlelap, omku dan teman-temannya menggoda Sri dengan cara menggoyang2kan pohon pisang disebelah kamar Sri sambil mengikuti suara tertawa kunti "hihihi". Sri pun terbangun dan lari ketakutkan. Omku dan teman- temannya tertawa puas karena rencana mereka berhasil. Namun tiba2 ada yang menepuk pundak omku. Saat omku menoleh ternyata ada pocong bu Ningsih dengan raut muka yang terlihat marah karena omku sudah menggoda menantunya. Maka omku dan teman-temannya pun juga ikut lari ketakutan. Usut punya usut, yang menyebabkan omku dan teman-temannya dihantui oleh bu Ningsih karena beras kuning yang masih tertinggal di celana omku. Setelah beras itu dibuang, arwah bu Ningsih tidak pernah menghantui omku lagi. Demikian ceritanya. Terima kasih yang sudah mau membaca, maaf kalau kurang bagus dan kepanjangan hee.

Pengganggu di Kamar Tidur Ku

Di Postkan Oleh Bima Susila Mukti

Aku Anie dari Kebumen. Aku mau cerita tentang kejadian aneh dalam hidup ku. Pas malam apa (aku lupa), aku lagi tidur dengan pulasnya. Tiba-tiba aku ngerasa tempat tidur ku di goyang-goyangin (ga mungkin itu orang tua ku atau adik ku, soalnya pintu kamar aku kunci). Terus aku pengen ngebuka mata, tapi aku takut. Akhirnya aku baca-baca doa dalam hati. Yang anehnya lagi badan aku ga bisa digerakin, mau bangun ga bisa, mata mau melek juga ga bisa! Hal itu ga cuma satu atau dua kali terjadi tapi berkali-kali. Aku ga tau siapa yang sudah mengganggu aku! Terus aku coba cerita ke kakak ku dan ibu ku, tapi katanya mereka ga pernah diganggu seperti itu. Aku semakin takut, akhirnya aku putuskan setiap aku mau
tidur aku dengerin surat yasin dan ayat kursi buat penghantar tidur ku, barang kali ga diganggu lagi. Alhamdulilah bener, ga di ganggu lagi. Sekian lama ga diganggu, tadi malem aku diganggu lagi. Saat aku mendengar suara adzan, aku mau bangun tapi ga bisa. Aku baca`in doa-doa tetap susah bangun malah semakin kencang pengganggu itu menggoyangkan kamar tidur ku. Aku berteriak dalam hati (karena mulut ga bisa buat ngomong) "Allahu Akbar", tapi tetap ga bisa. Akhirnya
aku memaksa untuk berteriak lebih keras "Allahu Akbar", dan alhamdullillah cara itu berhasil. Mungkin untuk saat ini aku ga berani tidur di kamar sendiri. Takut!!!